Lompat ke konten

KUBET – Ranieri, Roma, dan Perpisahan yang Menggetarkan Hati

Ranieri, Roma, dan Perpisahan yang Menggetarkan Hati


Ranieri, Roma, dan Perpisahan yang Menggetarkan Hati

Suporter AS Roma saat laga melawan Napoli di Olipico pada ajang Serie A 2024/2025. (c) AP Photo/Andrew Medichini

Bola.net – Musim 2024/25 menjadi salah satu musim paling bergolak dalam sejarah AS Roma. Klub ibu kota Italia ini seperti kehilangan arah setelah dua kali mengganti pelatih hanya dalam hitungan bulan.

Daniele De Rossi membuka musim sebagai pelatih kepala, tapi posisinya tak bertahan lama. Ivan Juric datang sebagai pengganti, tapi hasil tak kunjung membaik.

Kekalahan demi kekalahan membuat Roma terjerembap di papan bawah klasemen Serie A. Situasi mendesak itu memaksa manajemen klub memanggil kembali Claudio Ranieri, sosok yang sebelumnya pernah menukangi Roma pada 2009–2011 dan 2019.

Kembalinya Ranieri di bulan November menandai titik balik. Pelatih veteran itu turun gunung dan wajah Roma pun berubah drastis.


1 dari 3 halaman

Kemenangan di Tengah Perpisahan Ranieri

Kemenangan di Tengah Perpisahan Ranieri

Leandro Paredes (kanan) berduel lawan Alex Jimenez di laga AS Roma vs AC Milan, Senin (19/05/2025). (c) Alfredo Falcone/LaPresse via AP Photo

Ranieri resmi diumumkan sebagai pelatih Roma pada 14 November 2024. Dia datang dalam kondisi darurat, ketika klub sedang berada di ambang zona degradasi dan nyaris kehilangan arah.

Secara perlahan, Roma bangkit. Mereka menorehkan rekor 19 pertandingan tak terkalahkan dan kembali bersaing untuk tiket Liga Champions.

Namun, pada pekan ke-36, kekalahan 1-2 dari Atalanta menjadi pukulan telak. Meski begitu, Roma mampu bangkit dan mengalahkan AC Milan 3-1 di pekan ke-37, pertandingan terakhir Ranieri di Stadio Olimpico.

“Terima kasih kepada kalian semua. Enam puluh tahun lalu saya ada di tribune bersama kalian. Sekarang saya kembali meminta bantuan kalian untuk langkah terakhir,” ucap Ranieri menyentuh hati suporter usai laga, seperti dikutip Football Italia.

2 dari 3 halaman

Tangisan Seorang Romanista

Tangisan Seorang Romanista

Claudio Ranieri bersama pemain AS Roma pada sebuah laga musim 2024/2025 (c) AP Photo/Alessandra Tarantino

Usai laga melawan Milan, penghormatan besar diberikan kepada Ranieri. Sebuah parade lapangan digelar sebagai bentuk terima kasih atas kariernya bersama Giallorossi.

“Rasanya luar biasa karena dihargai oleh orang-orang sendiri adalah sesuatu yang indah,” ujar Ranieri di zona wawancara pasca-pertandingan.

Dia menambahkan, “Kami memulai dalam situasi sulit, tapi tim tidak kehilangan arah. Saya bangga pada pemain, suporter, dan presiden klub.”

Sebelum laga dimulai, Curva Sud menampilkan koreografi bertuliskan pesan terima kasih yang memenuhi seluruh tribun. “Saya sampai berharap wasit cepat meniup peluit saja,” akunya sambil menahan tangis.

3 dari 3 halaman

Keyakinan dan Ketulusan Seorang Pelatih Bernama Ranieri

Keyakinan dan Ketulusan Seorang Pelatih Bernama Ranieri

Pelatih AS Roma di musim 2024/2025, Claudio Ranieri (c) AP Photo/Kin Cheung

Ranieri menegaskan bahwa dia tidak pernah menjanjikan target muluk. “Saya tak pernah percaya pada target apa pun. Saya hanya percaya pada kerja keras dan membersihkan pikiran setelah menang atau kalah.”

Meski Roma masih berada di peringkat lima dan harus berharap Juventus terpeleset, Ranieri tetap tenang. “Kami akan bermain melawan Torino dengan karakter kami, lalu lihat hasil akhirnya,” tuturnya.

Dia pun mengenang bagaimana para pemain berdiri bersamanya sejak hari pertama. “Mereka tahu karakter saya. Saya bilang, mereka harus bantu saya karena saya tak bisa sendirian.”

Ranieri menutup, “Kami membuat rekor 19 pertandingan tanpa kalah. Itu periode yang sangat penting dan berarti.” Itu adalah sebuah warisan dari pelatih tua yang datang untuk menyelamatkan, lalu pergi dengan kepala tegak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *