
Ekspresi kekecewaan skuad Manchester United usai kebobolan dalam laga Premier League versus Chelsea, Sabtu (17/5/2025). (c) PA via AP Photo/Bradley Collyer
Bola.net – Musim yang mengecewakan di liga domestik membuat Manchester United dan Tottenham Hotspur kini mengalihkan fokus sepenuhnya ke Liga Europa. Kedua tim akan saling berhadapan dalam partai final yang bisa menjadi penyelamat musim mereka.
Manchester United menelan kekalahan ke-18 musim ini saat tumbang 0-1 dari Chelsea, Sabtu (17/5/2025) dini hari WIB. Sementara Tottenham lebih parah dengan kekalahan ke-21 usai ditekuk Aston Villa 0-2.
Keduanya sama-sama berada di papan bawah klasemen dan butuh trofi Eropa untuk mengamankan tiket Liga Champions musim depan. Partai final ini bukan sekadar tentang gelar, tetapi juga harga diri.
Advertisement
Meski terseok-seok di Premier League, performa mereka di Eropa cukup menjanjikan. Empat kemenangan dalam lima laga terakhir membawa keduanya ke final di Bilbao.
Performa Buruk di Liga, tapi Moncer di Eropa
Duel Noni Madueke dan Victor Lindelof dalam laga Premier League antara Chelsea vs Manchester United, Sabtu (17/5/2025). (c) PA via AP Photo/Bradley Collyer
Manchester United dan Tottenham sama-sama mengalami periode buruk di liga domestik. Kekalahan di laga terakhir hanya memperpanjang tren negatif mereka.
Tottenham kini mencatat 25 kekalahan di semua kompetisi, terbanyak dalam sejarah klub. United tak kalah buruk dengan 18 kekalahan liga, rekor terburuk sejak musim degradasi 1973/1974.
United juga tak pernah menang dalam delapan laga liga terakhir (2 imbang, 6 kalah), pertama sejak 1989/1990. Tottenham hanya menang sekali dari 11 laga terakhir sejak menaklukkan Southampton.
Kedua tim mengalami kesulitan menjaga pertahanan. Tottenham gagal mencatat clean sheet dalam 12 laga beruntun, terpanjang sejak 2010.
Namun di Eropa, situasi mereka jauh lebih cerah. Lima laga terakhir di Liga Europa tak pernah berakhir dengan kekalahan, termasuk empat kemenangan.
Pendekatan Berbeda Menuju Final
Aksi Marco Asensio dalam laga Premier League antara Aston Villa vs Tottenham, Sabtu (17/5/2025). (c) PA via AP Photo/Nick Potts
Pilihan susunan pemain pada laga terakhir Premier League mencerminkan strategi pelatih masing-masing. Ruben Amorim menurunkan pemain utama untuk menjaga ritme permainan.
Andre Onana kembali menjaga gawang setelah absen melawan West Ham. Amorim menilai penting bagi pemain tetap kompetitif menjelang final.
“Kami harus mempersiapkan diri untuk setiap kompetisi, dengan lima hari kami bisa beristirahat,” ujarnya kepada BBC Sport. “Kami siap untuk itu.”
Di kubu Spurs, Ange Postecoglou justru menyimpan beberapa pemain inti. Kiper utama Vicario, Dominic Solanke, dan Richarlison hanya duduk di bangku cadangan.
Ketajaman Spurs vs Tumpulnya Serangan United
Duel Noni Madueke dan Victor Lindelof dalam laga Premier League antara Chelsea vs Manchester United, Sabtu (17/5/2025). (c) PA via AP Photo/Bradley Collyer
Tottenham telah menang dalam tiga pertemuan melawan United musim ini. Mereka mencetak 63 gol di liga, 21 lebih banyak dari United.
Meskipun kebobolan 61 gol, Spurs tetap mengandalkan serangan tajam untuk unggul di final. United hanya mencetak satu gol dalam tiga pertandingan terakhir.
Son Heung-min menjadi tumpuan harapan setelah tampil impresif melawan Villa. Ia hampir mencetak gol di babak pertama dan sedang dalam proses kembali ke kondisi terbaik.
“Dia siap dan tersedia,” kata Postecoglou. “Ia merasa ritmenya mulai kembali.”
Sebaliknya, Rasmus Hojlund terus kesulitan. Ia hanya mencetak tiga gol dari 15 pertandingan terakhir di semua kompetisi.
Cedera Jadi Hambatan Serius
Manajer Tottenham Ange Postecoglou. (c) AP Photo/Ian Walton
Cedera menjadi faktor besar di balik performa buruk kedua tim. Untungnya, Amorim tak kehilangan pemain saat melawan Chelsea.
Namun Tottenham tak seberuntung itu. Pape Sarr ditarik keluar karena masalah punggung dan sejumlah pemain inti seperti James Maddison absen total.
Data dari PremierInjuries.com menunjukkan Spurs mengalami 38 cedera musim ini. Total hari yang hilang karena cedera mencapai 1.414 hari, ketiga tertinggi di liga.
United juga kehilangan 1.229 hari akibat 30 cedera. Meskipun tidak sepenuhnya menjadi alasan utama, cedera jelas memperburuk kondisi tim.
Menariknya, Brighton yang mengalami krisis cedera terparah justru masih bertahan di 10 besar klasemen Premier League. Mereka kehilangan 1.862 hari dari 44 cedera.
Pengalaman Besar vs Peluang Mengukir Sejarah
Ruben Amorim pada laga Athletic Bilbao vs Manchester United di Liga Europa 2024/2025 (c) AP Photo/Miguel Oses
Final piala tak selalu ditentukan oleh performa musim reguler. Pengalaman dan momen spesial sering kali jadi pembeda.
Manchester United mengincar gelar Liga Europa kedua dalam satu dekade terakhir. Total, mereka sudah mengoleksi empat trofi Eropa utama.
“United tetap layak difavoritkan,” ujar Roy Keane. “Sejarah memberi mereka keunggulan, dan mereka punya pengalaman tampil di final besar.”
Di sisi lain, ini adalah kesempatan langka bagi Spurs untuk mencatat sejarah. Jamie Redknapp menyebut laga ini sangat berimbang.
“Ini 50:50. Kemenangan bisa mengubah narasi dan menjadi keputusan terbesar Daniel Levy,” katanya. “Jika mereka juara, status legenda menanti Ange.”
Sumber: BBC
Jadwal Final Liga Europa
Jadwal Liga Europa musim 2024/2025 (c) uefa.com
Pertandingan: Tottenham vs Manchester United
Venue: San Mames, Bilbao
Waktu: Kamis, 22 Mei 2025
Jam kick off: 02:00 dini hari WIB
Siaran langsung: SCTV, beIN Sports
Live streaming: Vidio.