
Ricardo Pereira dan Wout Faes tampil dalam laga Leicester City vs Liverpool di Premier League 2024/2025, Minggu (20/4/2025) malam WIB. (c) AP Photo/Rui Vieira
Bola.net – Premier League selalu menghadirkan persaingan yang ketat. Akan tetapi, tidak semua klub mampu bertahan di kasta tertinggi.
Sejak berdiri pada tahun 1992, hanya tujuh klub yang tak pernah terdegradasi. Manchester United, Arsenal, Tottenham, Liverpool, Everton, Chelsea, dan Brighton adalah nama-nama tersebut.
Brighton memang belum lama berada di Premier League. Mereka promosi pada musim 2017-18 dan bertahan hingga kini.
Advertisement
Namun, tidak semua klub seberuntung itu. Banyak tim yang harus naik turun dari Premier League ke Championship.
Klub-Klub dengan Degradasi Terbanyak
Bola-bola siap di lapangan sebelum pertandingan Premier League antara West Ham United dan Brentford di London Stadium. (c) AP Photo/Steve Luciano
Norwich City adalah tim dengan jumlah degradasi terbanyak dari Premier League. Sejak 1992, mereka sudah enam kali turun kasta.
Rekor ini membuat mereka dijuluki “yo-yo club”. Mereka sering naik ke Premier League, tapi cepat kembali ke Championship.
Degradasi terakhir mereka terjadi pada musim 2021/2022. Mereka langsung turun setelah promosi sebagai juara Championship di 2020/2021.
West Brom mengikuti dengan lima kali degradasi. Mereka sempat stabil antara 2010 dan 2017.
Namun sebelum dan sesudah masa itu, mereka sering turun naik. Degradasi terakhir terjadi pada musim 2020/2021.
Leicester City juga punya lima catatan degradasi. Musim 2024/2025 menjadi kali kelima mereka turun dari Premier League.
Tim Lain yang Sering Terdegradasi
Kiper Liverpool Caoimhin Kelleher menendang bola Premier League 2021/22. (c) AP Photo
Beberapa klub lain juga mengalami degradasi empat kali. Burnley, Middlesbrough, Sheffield United, Sunderland, dan Watford termasuk di antaranya.
Burnley dan Sheffield United baru saja turun pada musim 2023/2024. Mereka tak mampu bertahan setelah promosi.
Southampton mencatatkan degradasi paling cepat musim ini. Mereka dipastikan turun tujuh laga sebelum musim berakhir.
Ada juga tim-tim dengan tiga kali degradasi. Nottingham Forest, Crystal Palace, Fulham, dan Hull City termasuk dalam daftar.
Southampton sebelumnya turun pada 2005 dan 2023. Kini, mereka kembali ke Championship untuk ketiga kalinya.
Uniknya, hanya Leicester dan Blackburn Rovers yang pernah juara Premier League dan juga terdegradasi. Gelar dan keterpurukan bisa datang bergantian.
Statistik Degradasi Sepanjang Masa
Pemandangan lapangan dan tribun penonton di stadion Old Trafford. (c) AP Photo/Jon Super
Jika dihitung sepanjang sejarah divisi teratas Inggris, Leicester City memegang rekor degradasi terbanyak. Mereka sudah 13 kali turun kasta.
Birmingham City berada di posisi kedua dengan 12 kali degradasi. Terakhir kali mereka bermain di Premier League adalah pada 2010-11.
Mereka sempat terdegradasi ke League One pada 2023/2024. Namun mereka langsung promosi kembali ke Championship pada musim 2024/2025.
West Brom menyusul dengan 11 kali degradasi. Manchester City yang kini dominan juga pernah mengalami 10 kali degradasi.
Bolton Wanderers punya jumlah yang sama. Burnley, Sunderland, dan Norwich masing-masing punya sembilan kali.
Angka ini menunjukkan bahwa sejarah klub besar tidak selalu mulus. Bahkan klub seperti Manchester United pun pernah lima kali turun kasta sebelum era Premier League.
Naik Turun dalam Sejarah Sepak Bola Inggris
Ilustrasi Premier League (c) AP Photo
Degradasi adalah bagian dari perjalanan sepak bola. Bahkan tim besar pun tak selalu aman dari ancaman tersebut.
Stoke City, Leeds United, dan Nottingham Forest masing-masing sudah tujuh kali turun kasta. Semua klub ini memiliki sejarah panjang di Inggris.
Wolverhampton Wanderers juga masuk daftar ini. Mereka sempat lama berada di luar Premier League sebelum bangkit kembali.
Beberapa klub seperti Charlton, Derby, dan Ipswich juga punya riwayat degradasi dua kali. Sementara Wimbledon dan Luton Town hanya sekali.
Satu hal yang pasti, Premier League bukan tempat yang mudah. Kompetisi ini bisa menjatuhkan siapa pun dan sekuat apa pun mereka sebelumnya.
Sumber: Opta