
Selebrasi pemain-pemain Al Nassr, termasuk Cristiano Ronaldo (nomor 7), dalam laga vs Yokohama F Marino di AFC Champions League, 27 April 2025 (c) Instagram/alnassr
Bola.net – Sejak kedatangan Cristiano Ronaldo, dinamika di Al Nassr berubah drastis, termasuk dalam urusan kursi pelatih. Tekanan untuk langsung meraih gelar membuat setiap pelatih harus siap menghadapi ekspektasi tinggi dalam waktu singkat.
Kehadiran Ronaldo di Saudi Pro League alias Liga Arab Saudi membawa sorotan besar, baik dari publik lokal maupun internasional. Imbasnya, tanggung jawab pelatih menjadi lebih berat karena setiap hasil minor langsung diperhatikan secara kritis.
Ambisi Al Nassr untuk menjadi kekuatan dominan di Asia dan Timur Tengah membuat klub ini tak segan mengambil keputusan ekstrem. Termasuk memecat pelatih hanya dalam hitungan bulan bila performa tim tak sesuai harapan.
Advertisement
Sudah empat nama pelatih yang merasakan panasnya kursi kepelatihan sejak Ronaldo datang. Berikut daftar mereka yang tak mampu bertahan lama menangani Al Nassr.
Rudi Garcia: Pelatih Pertama yang Jadi Korban Ambisi
Rudi Garcia saat masih melatih Napoli. (c) Alessandro Garofalo/LaPresse via AP
Rudi Garcia menjadi pelatih pertama yang harus meninggalkan jabatannya usai bergabungnya Ronaldo ke Al Nassr. Pelatih asal Prancis tersebut dinilai gagal menjaga konsistensi performa tim di fase penting musim 2022/2023.
Salah satu titik terendah tim terjadi saat Al Nassr ditahan imbang tanpa gol oleh Al Feiha. Situasi ruang ganti yang tidak stabil turut memperburuk situasi Garcia saat itu.
Garcia tercatat menangani 26 pertandingan dengan hasil 18 kemenangan, lima kali imbang, dan tiga kekalahan. Tanpa satu pun trofi, ia dipecat pada April 2023.
Konflik internal disebut jadi salah satu pemicu, termasuk adanya kabar perselisihan dengan Cristiano Ronaldo. Akhirnya, manajemen memilih mengakhiri kerja sama lebih cepat dari yang direncanakan.
Dinko Jelicic: Penunjukan Sementara yang Tidak Menyelamatkan Musim
Pasca pemecatan Garcia, kursi pelatih diisi sementara oleh Dinko Jelicic yang sebelumnya menukangi tim junior. Ia diberi tanggung jawab untuk menjaga stabilitas tim utama hingga akhir musim.
Namun, kontribusinya tak cukup untuk membawa perubahan positif yang signifikan. Al Nassr kembali gagal dalam perebutan gelar dan performa mereka tetap inkonsisten.
Dalam delapan laga yang dipimpinnya, Jelicic mengoleksi empat kemenangan, dua kekalahan, dan dua hasil seri. Ia juga gagal mengantar tim ke final Piala Raja setelah kalah dari Al Wehda.
Saat musim berakhir, Al Nassr segera mencari pelatih baru dengan pengalaman lebih tinggi. Jelicic pun dilepas tanpa banyak komentar dari pihak klub maupun publik.
Luis Castro: Awal Cerah yang Tak Bertahan Lama
Luis Castro datang dengan modal prestasi di Amerika Selatan dan harapan besar dari manajemen Al Nassr. Ia diharapkan dapat menyulap tim menjadi penantang serius di semua ajang.
Walau sempat mempersembahkan Arab Club Champions Cup 2023 usai menundukkan Al Hilal, Castro tak mampu mempertahankan performa puncak tim. Awal musim keduanya yang buruk membuat posisinya goyah.
Castro membukukan total 54 pertandingan, mencatatkan 36 kemenangan, sembilan hasil imbang, dan sembilan kekalahan. Meski membawa tim meraih satu gelar juara, kegagalan di liga membuat manajemen tidak puas.
“Al Nassr dapat mengumumkan bahwa pelatih kepala Luis Castro telah meninggalkan klub”, tulis pihak klub dalam pernyataan resmi. “Semua orang di Al Nassr ingin mengucapkan terima kasih kepada Luis dan stafnya atas kerja keras mereka selama 14 bulan terakhir, dan mendoakan yang terbaik bagi mereka di masa mendatang.”
Stefano Pioli: Harapan Besar, Hasil Tak Sejalan
Pelatih Al Nassr, Stefano Pioli (c) Al Nassr Official
Nama besar Stefano Pioli sempat membangkitkan optimisme di internal Al Nassr. Berstatus sebagai mantan juara Serie A bersama AC Milan, Pioli diharapkan mampu membawa mentalitas juara ke dalam skuad.
Namun, harapan tak selalu sejalan dengan realita. Pioli hanya bertahan selama 280 hari sebelum akhirnya diberhentikan oleh manajemen.
Dalam 44 pertandingan, ia membukukan 28 kemenangan, tujuh hasil seri, dan sembilan kekalahan. Sama seperti pendahulunya, ia gagal mempersembahkan gelar untuk tim.
“Pioli dan stafnya tidak lagi menjadi staf pelatih sementara tim utama,” bunyi pernyataan resmi Al Nassr. “Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Pioli dan stafnya atas kerja keras mereka selama musim lalu.”
Baca Juga:
- Sah! Cristiano Ronaldo Perpanjang Masa Bakti di Al Nassr Hingga 2027
- Gaji Cristiano Ronaldo di Al Nassr Tembus Rp10 Triliun, Ini Rinciannya yang Bikin Geleng Kepala
- Rencana Gila Arab Saudi: Gelar ‘The Last Dance’ untuk Messi dan Cristiano Ronaldo
- Cristiano Ronaldo Akan Tetap Berseragam Al Nassr, Kontrak Baru Segera Diteken
- Akhirnya Terjawab! Lionel Messi Buka-bukaan Soal Hubungannya dengan Cristiano Ronaldo: Kami Bukan Teman
- Rival di Lapangan, Respek di Luar: Messi Ungkap Pandangannya Soal Ronaldo