
Sesi latihan Arsenal di Sobha Realty Training Centre, London, jelang semifinal Liga Champions 2024-2025. (c) Adam Davy/PA via AP
Bola.net – Arsenal kembali berhadapan dengan PSG di semifinal Liga Champions musim ini. Meski sudah mengalahkan PSG sebelumnya, tantangan besar tetap menanti mereka di dua leg mendatang.
Pertemuan pertama akan digelar di Emirates Stadium pada Rabu (30/4/2025) dini hari WIB. Sementara itu, pertemuan kedua bakal berlangsung di Parc des Princes pada Kamis (8/5/2025) dini hari WIB mendatang.
Baik Arsenal dan PSG bisa mencatatkan sejarah baru di ajang Liga Champions. Kedua tim ini sama-sama belum pernah mengangkat trofi Si Kuping Besar dalam sejarah mereka.
Advertisement
Dengan kekuatan seimbang dan penuh bintang, laga ini dipastikan akan berjalan menarik. Berikut enam aspek penting yang bisa menentukan hasil akhir laga ini.
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
1. Duel Bukayo Saka vs Nuno Mendes
Selebrasi Bukayo Saka setelah Arsenal membobol gawang Real Madrid di leg 2 perempat final Liga Champions 2024-2025. (c) AP Photo/Manu Fernandez
Bukayo Saka menjadi bintang saat Arsenal menyingkirkan Real Madrid di perempat final lalu. Meski sempat gagal mengeksekusi penalti, ia membayar kesalahannya dengan gol penentu.
Saka sangat vital untuk serangan Arsenal, baik lewat bola mati maupun permainan terbuka. Arsenal bahkan mencatat 60,4% serangan mereka dari sisi kanan saat bertemu PSG di fase grup.
Nuno Mendes menjadi lawan Saka di laga tersebut dan tampil cukup solid setelah awal yang kurang meyakinkan. Ia bahkan sempat memenangkan bola di wilayah serangan Arsenal.
Mendes bukan hanya bertahan, tetapi juga aktif membantu serangan dari sisi kiri. Musim ini, ia terlibat dalam 156 rangkaian umpan terbuka untuk PSG.
Pertarungan ini akan menarik karena keduanya bisa saling melukai di kedua ujung lapangan. Kontribusi keduanya bisa jadi kunci hasil akhir.

|
3 Mei 2025


2. Tugas Berat Myles Lewis-Skelly Hadapi Serangan PSG
Myles Lewis-Skelly dalam laga Liga Champions antara Arsenal vs Real Madrid, Rabu (9/4/2025). (c) Arsenal FC Official
Myles Lewis-Skelly baru enam bulan lalu menjalani debut di Liga Champions saat melawan PSG. Kini, ia harus menghadapi tantangan terbesarnya sejauh ini di semifinal.
PSG menjadi tim dengan serangan kanan paling produktif musim ini, mencatat 77 peluang dari sisi tersebut. Hakimi, sang kapten, menjadi motor serangan dengan dua gol dan lima assist.
Rotasi pemain PSG juga membuat persiapan Lewis-Skelly semakin sulit. Bisa saja ia menghadapi Desire Doue, Bradley Barcola, atau Ousmane Dembele di sisi kanan.
Meski begitu, Lewis-Skelly dikenal sebagai bek yang sulit dilewati. Dalam 1.488 menit di Liga Champions dan Premier League, ia hanya sekali dilewati lawan.
Arsenal juga menjadi tim paling tangguh dalam menghadapi dribel lawan musim ini. Mereka hanya dikalahkan rata-rata 5,6 kali per laga, paling sedikit di antara peserta Liga Champions.
Melihat statistik ini, duel di sisi kanan PSG bisa menjadi pertarungan paling menentukan. Ini akan jadi adu antara pemain dribel terbaik melawan bek muda berbakat.
3. Kehilangan Thomas Partey dan Dominasi PSG di Lini Tengah
Aksi Thomas Partey dalam laga Real Madrid vs Arsenal, Kamis (17/4/2025). (c) AP Photo/Bernat Armangue
Pelatih PSG, Luis Enrique, dikenal dengan filosofi penguasaan bola yang kuat. PSG rata-rata menguasai 63,8% bola, tertinggi kedua setelah Bayern Munich.
Vitinha dan Joao Neves menjadi otak penguasaan bola PSG di lini tengah. Neves lebih bertugas bertahan dengan 3,5 tekel per laga, sementara Vitinha menjadi pengatur tempo.
Vitinha bahkan terlibat dalam 193 build-up serangan PSG musim ini, paling banyak di tim. Ia menjadi motor utama dalam menjaga aliran bola timnya.
Absennya Thomas Partey menjadi kerugian besar bagi Arsenal. Partey dikenal sebagai pembaca permainan yang sangat baik dan penggantiannya tidak mudah.
Merino atau Rice bisa mengisi kekosongan itu, namun akan mengubah dinamika tim. Ini membuat PSG bisa lebih dominan di lini tengah tanpa tekanan besar dari Arsenal.
4. Adu Ketangguhan Kiper: David Raya vs Gianluigi Donnarumma
Kiper Arsenal, David Raya merayakan kemenangan The Gunners atas Manchester City, Minggu (2/2/2025) malam WIB. (c) AP Photo/Alastair Grant
Di balik sorotan terhadap penyerang, dua kiper top akan saling unjuk kebolehan. David Raya dan Gianluigi Donnarumma siap jadi penentu hasil pertandingan.
Donnarumma sudah membuktikan kualitasnya dengan penyelamatan penting di dua babak gugur sebelumnya. Ia bahkan menggagalkan dua penalti saat melawan Liverpool.
Raya lebih konsisten sepanjang musim ini di Liga Champions. Ia hanya kebobolan enam gol dari 11 laga, meski menghadapi peluang setara 10,4 xGOT.
Keduanya juga memainkan peran penting dalam distribusi bola. Raya didorong Arteta untuk mengalirkan bola cepat ke depan.
Sebaliknya, Donnarumma lebih sering terpaksa melakukan tendangan jauh di bawah tekanan. Arsenal diperkirakan akan menerapkan pressing ketat untuk memanfaatkan kelemahan ini.
5. Kelemahan Utama PSG: Bola Mati?
Selebrasi pemain-pemain PSG (c) AP Photo/Michel Euler
PSG dikenal kuat dalam permainan terbuka, namun set-piece bisa menjadi masalah. Arsenal, sebaliknya, merupakan salah satu tim terbaik dalam memanfaatkan bola mati.
Dalam pertandingan Oktober lalu, Arsenal mencetak gol pembuka dari skema sepak pojok. Ini bisa menjadi senjata mereka lagi di semifinal nanti.
Dengan bek-bek seperti Gabriel dan Saliba, Arsenal punya keunggulan fisik. PSG harus waspada untuk menghindari kebobolan dari situasi bola mati.
Kekurangan ini dapat menjadi celah besar dalam pertandingan yang diprediksi berlangsung ketat. Satu set-piece bisa menjadi pembeda di antara dua tim ini.
Kedua tim membawa kekuatan besar masing-masing, tapi detail-detail kecil seperti ini bisa sangat menentukan. Pertarungan taktik, konsentrasi, dan duel individu akan mengisi laga panas ini.
6. Momentum
Momen selebrasi gol Jakub Kiwior di laga Arsenal vs Crystal Palace, Premier League 2024/2025 (c) AP Photo/Ian Walton
PSG sudah terbiasa tampil di fase gugur Liga Champions. Dalam 13 musim terakhir, mereka selalu lolos dari fase grup dan empat kali mencapai semifinal dalam enam musim terakhir.
Namun, mereka belum pernah menjadi juara Liga Champions. PSG kerap gagal menjaga performa di fase akhir kompetisi ini.
Salah satu alasan yang sering disebut adalah mereka terlalu cepat mengunci gelar Ligue 1. Akibatnya, intensitas mereka menurun karena minimnya laga kompetitif sebelum pertandingan Eropa.
Musim ini, PSG kembali menjuarai liga pada awal April dengan enam laga tersisa. Setelah itu, mereka hanya menang dua kali dari lima pertandingan dan baru saja kalah 3-1 dari Nice.
Arsenal juga dalam kondisi serupa, dengan performa menurun di liga. Meski menyingkirkan Real Madrid, mereka hanya menang sekali dari empat laga terakhir dan tampak menyimpan tenaga untuk Liga Champions.
Sumber: Opta
Jadwal Semifinal Liga Champions
Trofi Liga Champions (c) AP Photo/Gregorio Borgia
Leg 1
Rabu, 30 April 2025
02:00 WIB Arsenal vs PSG
Kamis, 1 Mei 2025
02:00 WIB Barcelona vs Inter Milan
Leg 2
Rabu, 7 Mei 2025
02:00 WIB Inter Milan vs Barcelona
Kamis, 8 Mei 2025
02:00 WIB PSG vs Arsenal